Kanker Serviks merupakan salah satu dari sederet
jenis kanker yang mematikan. Tetapi, bukan berarti, apabila anda terkena
penyakit kanker serviks ini, sudah dapat dipastikan akan segera meninggal.
Walaupun penyakit ini dapat
disembuhkan, bukan berarti anda tidak perlu mengetahui informasi mengenai
penyakit kanker serviks, di bawah ini kami akan coba bahas secara lengkap
dengan menggunakan metode tanya jawab yang sering di tanyakan oleh para pasien
kami seputar kanker serviks dan penyebabnya. Semoga bermanfaat.
Apa itu kanker serviks?
Kanker serviks atau kanker leher
rahim merupakan keganasan yang menyerang leher rahim atau cervix, yaitu bagian terendah dari rahim yang menonjol ke puncak
liang sanggama (vagina).
Apakah kanker serviks menular?
Perlu digaris bawahi bahwa KANKER
TIDAK MENULAR! Akan
tetapi, ada beberapa faktor yang meningkatkan resiko berkembangnya kanker
serviks. Salah satu yang paling penting adalah terinfeksi human papillomavirus (HPV),
yang ditularkan lewat kontak seksual. Jadi, yang ditularkan bukan kanker
serviks akan tetapi penyebabnya atau virus HPV tersebut. Sehingga kanker
serviks tidak akan menular melalui jabat tangan, keringat, tukar menukar
pakaian dll.
Banyak faktor berkaitan dengan
penyebab kanker serviks atau kanker leher rahim . Di antara yang paling penting
adalah terinfeksi human
papillomavirus (HPV) berisiko tinggi, sekarang
dipahami mempunyai peran penting dalam perkembangan kanker serviks. Namun, di
samping infeksi HPV, para peneliti telah mengenali sejumlah faktor lain yang
penting bagi penyebab kanker serviks. Di antaranya adalah indikator dari
aktivitas seksual, termasuk jumlah jumlah pasangan seksual, umur saat melakukan
seksual pertama kali, berapa kali sudah hamil, dan sejarah penyakit menular
seksual.
Faktor-faktor penyebab lain yang
dikenali termasuk merokok, terpapar pada diethylstilbestrol sewaktu ibu Anda
mengandung Anda, dan terifeksi human immunodeficiency virus (HIV). Akhirnya,
pihak yang beresiko terpapar penyakit kanker serviks adalah perempuan yang
sudah aktif secara seksual dan berusia lanjut.
Tiap daerah belahan dunia memiliki
kecenderungan penyakit kanker yang berbeda-beda. Di Korea dan Jepang,
didominasi penyakit kanker pada lambung. Di India, didominasi penyakit kanker
pada oral/rongga mulut. Di Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lain, penyakit
kanker didominasi kaum wanita yaitu kanker serviks dan kanker payudara.
Tahukah anda bahwa kanker serviks
(kanker leher rahim) adalah kanker penyebab kematian terbanyak pada wanita
Indonesia dan diperkirakan terjadi 200.000 kasus baru di dunia setiap tahun (Report of WHO Consultation, 2002). Sekitar 99.7% kanker leher rahim disebabkan oleh infeksi
HPV.
Kenapa wanita di Indonesia rentan terhadap kanker serviks?
Ada beberapa faktor penyebab,
diantaranya:
- Menstruasi wanita di negara berkembang relatif lebih cepat dibandingkan negara lain.
- Menopause lebih lambat.
- Wanita usia menopause kini cenderung berusaha memperlambat proses alamiah itu demi kecantikan.
- Jumlah anak sedikit menyebabkan paparan terhadap hormon esterogen lebih panjang jadi resiko menjadi lebih besar.
- Terdapat faktor internal dan eksternal serta paparan zat kimia pada makanan di kalangan masyarakat indonesia yang terkenal kurang higienis dan terlalu banyak mengandung bahan pengawet, pewarna serta monosodiumglutamat.
- Penggunan produk pembalut yang berbahan dasar kertas daur ulang yang diputihkan yang tentunya mengandung dioxin
Kami masih muda, apakah harus khawatir mengenai kanker serviks?
Perlu diberikan pemahaman kepada
semua perempuan bahwa kanker serviks atau kanker leher rahim bisa menyerang
siapa pun yang aktif secara seksual. Artinya, meskipun belum menikah, jika
perempuan tersebut telah aktif secara seksual, maka ia pun berpotensi terkena
dan mengembangkan penyakit ini. Banyak hal yang menyebabkan perempuan
berpotensi terkena penyakit ini. Di antaranya adalah menikah muda (sebelum usia
20 tahun) karena leher rahim belum siap menerima paparan dari luar,
bergonta-ganti pasangan seksual, kehamilan yang sering, merokok, atau sistem
kekebalan tubuh yang lemah. Penggunaan Produk Pembalut yang berbahan dasar kertas daur ulang, Penggunaan kontrasepsi oral jangka panjang juga
menjadi penyebab lainnya.
Apakah ada hubungannya antara aktivitas seksual dengan resiko
kanker serviks?
Hasil penelitian menunjukan bahwa
semakin tinggi aktivitas seksual seseorang, semakin besar kemungkinan dia
terinfeksi HPV. Walaupun ada yang menyarankan bahwa HPV bias ditularkan tidak
lewat hubungan seksual, studi menunjukan bahwa perempuan yang belum pernah
berhubungan seksual jarang yang terifeksi HPV, dan ini bertentangan dengan
pendapat mengenai penularan nonseksual dari virus ini.
HPV, ‘makhluk’ apakah itu?
HPV = Human papilloma virus yang
terdiri dari lebih 100 tipe, disebut papilloma karena virus ini sering
menimbulkan warts atau benigna (warts: tumor epidermal yang disebabkan virus
papilloma atau proliferasi jinak mirip kutil). HPV yang menimbulkan warts
(kutil) di tangan atau di kaki berbeda tipe dengan yang menimbulkan di alat
kelamin (genitalia) dan beberapa tipe HPV sangat berkaitan erat dengan
terjadinya kanker serviks
Siapa saja yang dapat tertular virus HPV?
Mengapa wanita yang telah melakukan aktifitas seksual pada usia
muda lebih mudah tertular HPV?
Wanita remaja usia 14-16 tahun masih
mengalami perubahan hormon yang besar, selama masa pubertas kondisi leher
rahimnya masih immature (belum berkembang sempurna) dan sel-sel rahimnya masih
sangat aktif, oleh sebab itu resiko terkena infeksi HPV meningkat.
Apakah HPV sama dengan HSV atau bahkan HIV?
Infeksi HPV tidak sama dengan
infeksi HIV maupun HSV, meskipun sama-sama ditularkan melalui hubungan
seksual. Infeksi HPV pada sebagian orang tidak menimbulkan masalah kesehatan
yang serius, akan tetapi berbeda dengan virus HPV menetap yang akan menimbulkan
penyakit kanker serviks.
Lalu apakah ada kaitan antara HIV dan kanker serviks?
Kaitan antara perubahan abnormal
serviks (atau displasia) dan kanker serviks berkaitan dengan HIV telah
dikenal baik sejak tahun 1990-an. Hasil penelitian dimasa itu bahwa sampai
dengan 40 persen perempuan yang terinfeksi HIV mengalami displasia leher rahim
yang dikenali lewat tes Pap, dibandingkan dengan hanya 17 persen di antara
perempuan yang tidak terinfeksi HIV. Di tahun 1993, centers for disease and
prevention amerika menyatakan, displasia leher rahim tingkat sedang dan berat
sebagai bukti awal dari infeksi HIV simptomatik. Terjadinya kanker serviks yang
menyebar adalah kondisi yang menetapkan AIDS.
Sekalipun demikian, bahkan
diantara perempuan dengan HIV positif, sebagian besar perempuan mengalami lasi
leher termasuk pada tingkat rendah. Seperti dalam populasi umum, banyak faktor
tampaknya berpengaruh risiko berkembangnya displasia leher rahim atau kanker
pada perempuan dengan HIV positif termasuk koinfeksi dengan HPV (dilaporkan
sampai setinggi 95 persen dalam populasi ini), jumlah CD4 rendah, dan jumlah
virus HIV tinggi.
Bagaimana gejala dan ciri-ciri kanker serviks ?
- Kanker Serviks atau kanker leher rahim pada kebanyakan wanita tidak menunjukkan gejala. Adapun gejala yang perlu diwaspadai antara lain:
- Pendarahan tidak normal, yang bisa berupa pendarahan sesudah berhubungan intim, pendarahan abnormal di luar waktu haid, dan pendarahan sesudah menopause
- Keluar cairan berwarna kekuningan dan berbau dari vagina
- Sakit atau nyeri pada pinggul dan kaki
Apabila saya mengalami keputihan berlebih dan abnormal, apakah
saya terkena kanker serviks?
Perlu diketahui bahwa memang
keputihan merupakan salah satu gejala kanker serviks, tetapi sebagian besar
keputihan disebabkan oleh infeksi baik itu jamur atau bakteri. Adapun jondisi
keputihan yang tidak normal bila terjadi indikasi sebagai berikut: Berbau,
Berwarna kehijauan (normal bening) dan terdapat rasa gatal, panas dan
lain-lain. Sebaiknya melakukan pemeriksaan dini ke laboratorium dalam
mendeteksi kanker serviks. Sementara lendir yang dihasilkan organ reproduksi
wanita memang dapat meningkat produksinya seiring secara normal dengan situasi
sebagai berikut:
- Sebelum menstruasi,
- Setelah menstruasi,
- Saat masa subur,
- Saat terangsang ketika melakukan hubungan seksual.
- Sebelum menstruasi,
- Setelah menstruasi,
- Saat masa subur,
- Saat terangsang ketika melakukan hubungan seksual.
Bagaimana caranya mendeteksi kanker serviks?
Ada beberapa cara mendeteksi apakah seseorang
telah terpapar kanker serviks atau tidak, diantaranya:
·
Inspeksi visual dengan asam asetat
(IVA), merupakan skrining kanker leher rahim yang dilakukan dengan melihat
langsung leher rahim yang telah dioles dengan larutan asam asetat. Skrining ini
merupakan skrining yang paling sederhana, cepat, dan murah.
·
Pemeriksaan sitologi (Pap Smear),
adalah pemeriksaan untuk melihat sel-sel leher rahim dimana sampel diambil
melalui liang vagina.
·
Pemeriksaan HPV-DNA, merupakan
pemeriksaan molekuler yang secara langsung bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya Human Papilloma Virus (HPV) pada sel-sel yang diambil dari leher
rahim.
Saya tidak mau terkena kanker serviks, bagaimana cara
pencegahannya?
Sebelum anda mencari-cari tips-tips
pencegahan agar kita tidak terkena kanker serviks atau kanker leher rahim, ada
satu hal yang harus selalu di ingat oleh kaum wanita dimanapun dan kapanpun
bahwa “Organ kewanitaan merupakan bagian yang sangat rentan terkena berbagai
gangguan kesehatan, karenanya harus dijaga dengan baik”.
Jika hal itu kita tanamkan dengan
baik dibenak seluruh wanita, hanya dengan hal itu saja wanita akan terbebas
dari kanker serviks. Menjaga kesehatan organ vital kewanitaan, bukan hanya saja
menjaga kebersihan atau kelembaban, akan tetapi dengan tidak berganti-ganti
pasangan seksual-pun termasuk menjaga kesehatan organ kewanitaan tersebut
Selain itu gunakan pembalut yang
berkualitas yang tidak terbuat dari produk kertas daur ulang.
Baiklah, setelah membaca artikel ini saya akan lebih menjaga
organ kewanitaan saya, apakah ada tips-tips pencegahan lainnya?
Berikut tips-tips tambahan untuk
pencegahan kanker serviks:
·
Berperilaku hidup sehat, seperti
menjaga kebersihan diri dan lingkungan, mengkonsumsi mak`nan yang kaya nutrisi,
dan tidak merokok.
·
Bersihkan organ vital dengan
air yang bersih.
·
Mengganti celana dalam minimal dua
kali sehari.
·
Menggunakan Pembalut Natesh
·
Jaga kelembaban organ kewanitaan
anda
·
Lakukan pemeriksaan pap smear dan
HPV-DNA secara rutin untuk deteksi dini kanker leher rahim.
Tahukah anda, semakin dini
terdeteksi, semakin tinggi pula proses kesembuhannya. Walaupun penyakit ini
mengakibatkan kematian juga, mencegah
lebih baik daripada mengobati bukan? Sehingga, kami tegaskan sekali lagi,
jagalah dengan baik organ kewanitaan kalian.
0 comments
Post a Comment